Menapaki Jejak Kerajaan Kutai

pixabay.com

Kutai dapat dikatakan sebagai kerajaan Hindu tertua yang pernah berdiri di Indonesia. Terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di dekat kota Tenggarong, di tepi sungai Mahakam. Nama Kutai diambil dari nama suatu daerah tempat pertama kalinya ditemukan prasasti yang berisikan penjelasan mengenai kerajaan tersebut. Pemberian nama Kutai pada kerajaan ini dilakukan oleh para ahli karena sangat sedikitnya sumber sejarah dan informasi kerajaan.

Silsilah Raja Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai diperkirakan berdiri pada abad ke-4 Masehi sebagai kerajaan bercorak Hindu dan memiliki wilayah kekuasaan yang luas hampir seluruh wilayah Kalimantan. Kerajaan ini didirikan oleh Raja Kudungga yang bergelar Wangsakerta artinya pembentuk keluarga raja.

Berikut adalah silsilah raja Kutai yang dikenal sebagai raja yang baik dan juga dermawan, diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Maharaja Kudungga (Anumerta Dewawarman)

Kudungga adalah nama asli dari salah satu masyarakat Indonesia yang memiliki jabatan sebagai kepala suku. Setelah masuknya pengaruh Hindu di Indonesia, struktur pemerintahan yang ada diubah oleh Kudungga menjadi sebuah kerajaan. Setelahnya, Maharaja Kudungga diangkat menjadi raja pertama Kutai, dan setelah itu tahtanya digantikan oleh anaknya yang bernama Aswawarman.

  1. Maharaja Aswawarman (Wangsakerta Dewansuman)

Tertulis dalam Prasasti Yupa bahwa Raja Aswawarman adalah seorang pemimpin yang sangat cakap dan kuat. Pada masa kepemimpinannya, wilayah kekuasaan Kutai semakin luas. Hal ini ditunjukkan oleh sebuah upacara adat yang bernama Asmawedha. Dimana saat upacara dilakukan pembebasan seekor kuda dengan tujuan agar membantu dalam penentuan batas-batas dari kekuatan kerajaan ini.

  1. Maharaja Mulawarman (anak dari Raja Aswawarman)

Setelah masa pemerintahan Raja Aswawarman usai, tahta kerajaan diteruskan oleh putra Raja Aswawarman yang bernama Mulawarman. Ketika masa pemerintahan Raja Mulawarman inilah, Kutai berada dalam masa kejayaannya. Pada saat itu, rakyat sangat sejahtera dan tenteram sampai-sampai raja mengadakan sebuah upacara kurban emas sebagai wujud dari rasa syukurnya.

Setelah pemerintahan ketiga raja tersebut, terdapat beberapa nama raja yang memerintah Kutai, diantaranya adalah Maharaja Marawijaya, Gajayana Warman, Maharaja Tungga, Jayanaga Warman, Nala Parana Tungga, Maharaja Sangga Warman, Maharaja Candrawarman, dan masih banyak lagi

Namun sayangnya, masa kejayaan dari Kutai harus berakhir juga. Hal ini bermula ketika pengaruh Islam masuk ke Indonesia. Dan pada akhirnya berdiri Kerajaan Kutai Kartanegara yang bercorak islam yang baru terbentuk pada awal abad ke-13 di Kutai Lama dan Kerajaan Kutai Martadipura yang bercorak Hindu. Dua kerajaan bertetangga yang memiliki pandangan agama yang berbeda ini terus berselisih dan berakhir dengan pertempuran berdarah.

Hingga terjadi penyerangan dari Kutai Kartanegara yang saat itu dipimpin oleh Aji Pengeran Sinum Panji. Pertempuran berdarah ini menyebabkan Maharaja Dharma Setia yang pada saat itu menjabat sebagai raja Kutai Martadipura tewas dalam peperangan. Pada akhirnya Kutai Kartanagara keluar sebagai pemenang berakhirlah masa dari Kerajaan Kutai Martadipura.

Peninggalan Kerajaan Kutai

Walaupun informasi sejarah mengenai kerajaan ini masih sangat kurang, untung saja terdapat beberapa peninggalan dari Kutai yang bisa dijadikan bukti sejarah bagaimana berjayanya Kutai pada saat itu. Diantara peninggalan kerajaan yang berhasil ditemukan adalah sebagai berikut.

  1. Prasasti Yupa

Prasasti Yupa adalah salah satu peninggalan dari Kutai yang dijadikan sebagai bukti sejarah adanya Kerajaan Hindu yang berdiri di Pulau Kalimantan. Terdapat 7 buah prasasti Yupa yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Yupa sendiri merupakan tiang yang terbuat dari batu. Biasanya digunakan untuk mengikat hewan kurban maupun manusia untuk dipersembahkan kepada para Dewa. Selain itu terdapat juga tulisan yang dipahat pada Yupa tersebut.

  1. Kalung Uncal

Kalung Uncal sebagai peninggalan kerajaan Kutai ini diyakini berasal dari India (Unchele). Kalung ini sangat langka dan hanya ada dua di seluruh dunia yang salah satunya berada di Museum Mulawarman. Kalung Uncal dihiasi dengan liontin relief dari cerita Ramayana.

  1. Tali Juwita

Peninggalan Kutai lainnya adalah Tali Juwita yang melambangkan 7 estuari dan juga 3 anak sungai, yaitu Belinjau, Belayan dan Kadang Pahu sebagai bagian dari Mahakam. Benda ini biasanya dipakai ketika melaksanakan upacara Bepelas yang masih berkaitan dengan Festival Erau. Dimana Festival Erau ini masih terus dilakukan oleh masyarakat Kalimantan.

  1. Kura-Kura Emas

Peninggalan Kutai lainnya adalah kura-kura emas yang berukuran kira-kira sebesar setengah kepalan tangan persembahan dari pangeran kerajaan Cina untuk putri Raja dari Kerajaan Kutai yang bernama Aji Bidara Putih. Bukti sejarah tersebut sudah disimpan pada Museum Mulawarman. Kura-kura emas ini dijumpai di wilayah Long Lalang yaitu suatu wilayah di tepi sungai Mahakam.

  1. Pedang Sultan Kutai

Pedang Sultan Kutai ini adalah sebuah pedang yang terbuat dari emas padat dimana pada bagian gagangnya terdapat sebuah ukiran seekor harimau dalam posisi siap menerkam mangsanya. Sedangkan tepat pada bagian ujung dari sarung pedang tersebut terdapat bentuk sebuah ukiran buaya. Pedang ini sudah disimpan di Museum Nasional Jakarta.

Nah, itulah sejarah dan peninggalan Kerajaan Kutai yang perlu Kamu tau. Untuk informasi dan kisah sejarah lainnya, jangan lupa kunjungi https://rumus.co.id/ ya!