Kisah Nabi Ismail AS, Asal Muasal Ibadah Qurban dan Haji

Sebagai umat muslim, sebaiknya sejak kecil kita mengajari buah hati tentang berbagai kisah-kisah teladan dari para Nabi dan Rasul Allah. Salah satu kisah teladan nabi yang wajib kita imani adalah kisah Nabi Ismail. Putra Nabi Ibrahim dan satu dari 25 nabi yang dikenal umat Islam ini memiliki mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT. Kira-kira apa mukjizatnya dan bagaimana kisah perjuangan Nabi Ismail dalam menegakkan agama Allah SWT? Yuk, kita simak ulasannya.

Siapa Itu Nabi Ismail AS?

Nabi Ismail atau yang juga dalam bahasa inggris disebut Ismael merupakan utusan Tuhan yang sangat dihormati dan disebut dalam Al-Qur’an, Tanakh, maupun Alkitab. Adapun di dalam ajaran Islam, Ismael adalah seorang Nabi utusan Allah yang merupakan Nabi yang membangun Ka’bah bersama Ayahnya, Nabi Ibrahim. Dalam silsilah keluarga Nabi Muhammad SAW, Nabi Ismail merupakan moyang dari Rasulullah tersebut.

Nabi Ismail sendiri lahir di Kanaan, Palestina atau yang dulu disebut Syam pada tahun 1800 SM dan meninggal pada usia 137 tahun serta dimakamkan di Hijr Ismail. Ia merupakan putra dari Nabi Ibrahim dan Siti Hajar. Nabi keenam utusan Allah tersebut adalah saudara sebapak dengan Nabi Ishak yang mana berarti Nabi Ismail juga merupakan anak tiri dari Siti Sarah dan sepupu Nabi Luth.

Berdasar Muruj Adz Dzahab Wa Maadin Al Jauhar, Al Mas’udi mengatakan bahwa Nabi Ismail menikah dengan anak elite Kabilah Jurhum yang bernama Al Juda Binti Sa’d. Ketika itu, Nabi Ibrahim yang memilih tinggal di Palestina dengan Siti Sarah bermaksud mengunjungi sang putra karena rasa rindu yang mendalam. Ia pun melakuka perjalanan menembus panasnya gurun Jazirah dengan bertandang ke kediaman Nabi Ismail di Makkah. Saking rindunya, Nabi Ibrahim tidak sempat beristirahat dan langsung ke rumah sang putra.

Sayangnya, disana ia disambut tidak baik oleh sang menantu. Al Juda memperlakukan Nabi Ibrahim tidak selayaknya tamu dan berkata dengan cuek pada beliau. Alhasil, Nabi Ibrahim yang kecewa pun pulang dan hanya meminta Al Juda menyampaikan salam kepada Nabi Ismail. Orang-orang pun membicarakan sikap buruk Al Juda dan Nabi Ismail yang mendengarnya pun langsung menanyakannya dengan lembut pada sang istri. Alih-alih merasa bersalah, Al Juda yang malah tertawa dan membuat Nabi Ismail akhirnya menceraikannya atas perbedaan prinsip dan rasa kecewanya kepada sang istri.

Beberapa tahun kemudian, Berdasar Tarikh Al Umam Wa Al Muluk karya Imam Ath Thabari, Nabi Ismail pun menikah lagi dengan perempuan bernama Samah Binti Muhalhil hingga dikaruniai 12 anak. Meski dari Kabilah Jurhum juga, namun Samah berbeda dari Al Juda dan lebih sopan serta lemah lembut. Sikap ini tercermin saat Nabi Ibrahim kembali datang ke Makkah. Samah bergegas menyambut mertuanya itu dan menyuguhinya makanan.

Kisah Perjuangan Dakwah Nabi Ismail dan Mukjizat yang Dimilikinya

Kelahiran Nabi Ismail boleh dibilang sudah merupakan mukjizat untuk Nabi Ibrahim dan wujud dari kekuatan doa seorang Nabi Ibrahim dan juga kesabaran Siti Sarah untuk dimadu serta keikhlasan Siti Hajar untuk mau menerima pinangan sang Nabi. Dikatakan, Nabi Ibrahim sudah sangat lama menantikan seorang anak. Pasalnya, usia beliau dan Sarah sudah tua. Namun tak lama setelah menikah, Hajar hamil dan anak mereka diberi nama Ismail.

Ujian demi ujian penempa keimanan Allah berikan melalui kisah Nabi dengan Ayahnya. Sejak kecil, Nabi Ismail sudah hidup terpisah dengan Nabi Ibrahim. Ketika mereka dipertemukan saat Nabi Ismail dewasa dan ingin menikmati masa-masa indah sebagai seorang anak dan Ayahnya, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim melalui mimpi untuk menyembelih Nabi Ismail. Kisah ini tertuang dalam QS As-Shaafaat ayat 102.

Alih-alih marah kepada Allah dan Nabi Ibrahim, Nabi Ismail justru meminta ayahnya untuk melaksanakan perintah Allah tersebut. Nabi Ibrahim lantas membawa Nabi Ismail ke Mina dan sesampainya disana, beliau bersiap menyembelih sang putra. Dengan tangis haru dan rasa pasrah kepada Allah, keduanya melaksanakan perintah tersebut. Allah pun meyakini bahwa Nabi Ismail sebagai golongan orang-orang yang bersabar dan menyeru kepada Nabi Ibrahim bahwa Ia akan memberi balasan yang baik.

Tak lama, datanglah malaikat Jibril membawa seekor kambing yang sangat besar dan diletakkan sebagai pengganti Ismail. Dari kejadian ini, maka turunlah perintah Allah kepada seluruh muslim untuk melaksanakan ibadah Qurban setiap Idul Adha. Kejadian ini pun juga diabadikan Allah dalam QS Ash-Shaafaat ayat 107.

Tidak hanya perintah berkurban saja, rupanya Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim juga mendapat perintah dari Allah SWT untuk membangun Ka’bah di Lembah Bakkah yang pada zaman itu sudah dikenal sebagai Makkah. Di tempat ini pula, dulu Nabi Ibrahim berteduh dan bersantap siang ketika kembali ke Palestina setelah meninggalkan Hajar dan Ismail sesuai seruan Allah.

Di Mekkah, lokasi yang dipilih adalah lokasi di dekat sumur Zamzam, tempat kaki Nabi Ismail ketika masih bayi mengetuk tanah dan mengeluarkan pancaran air tawar atas izin Allah SWT. Sesudah Ka’bah dibangun, Allah pun mengajarkan kedua Nabi tersebut tata cara beribadah di Baitullah hingga nantinya pada zaman Nabi Muhammad SAW, ibadah ini disebut Haji.

Demikian kisah Nabi Ismail AS. Semoga bermanfaat.